Cara Mencegah
dan Menanggulangi Tawuran
Tawuran sebagai
salah satu penyimpangan sosial sepertinya semakin lama semakin membudaya di
dalam masyarakat maupun dalam dunia pendidikan. Terbukti dari maraknya
pemberitaan media cetak maupun media elektronik mengenai tawuran. Salah satunya
tawuran yang merenggut nyawa antara SMAN 6 dan SMAN 70 di Bundaran Bulungan,
Jakarta Selatan pada senin 24 september 2012. Ironis sekali ketika para pelajar
yang seharusnya menuntut ilmu dengan rasa aman dan nyaman. Berangkat dari rumah
ke sekolah untuk menuntut ilmu dan berharap pulang dengan membawa ilmu. Tapi apa
yang terjadi?. Mereka terlibat dalam tawuran dan bahkan harus pulang bersama
peti mati. Siapa yang dipersalahkan dalam hal ini?. Para pelajar atau pihak
sekolah? atau bahkan pihak keluarga mereka yang di persalahkan?.
Menurut pandangan
saya ketiganya perlu berintropeksi diri. Karena ketiga elemen tersebut memiliki
peranan penting dalam mencegah maupun menanggulangi tawuran antar pelajar. Saya
sebagai seorang mahasiswa yang pernah menjadi pelajar di Sekolah Menengah
Kejuruan yang notabene lebih banyak pelajar laki-lakinya menyimpulkan beberapa faktor
yang mempengaruhi pelajar terjun ataupun ikut dalam tawuran.
1.
Faktor
internal pelajar
Ada garis
perbedaan yang cukup besar yang membedakan para pelajar. Saya misalkan disini
pelajar A adalah pelajar pelaku tawuran yang lebih cenderung suka nongkrong di
warung-warung atau di parkiran-parkiran sekolah. Pelajar B adalah pelajar yang
tidak terlibat tawuran yang lebih cenderung duduk di perpustakaan, tergabung
dalam forum diskusi ataupun organisasi sekolah.
A
Pelajar
A
Þ Mengalami kesulitan dalam beradaptasi dengan pelajaran-pelajaran di
kelas sehingga mereka memilih untuk mencontek, meninggalkan pelajaran dan ada
pula yang bolos sekolah setiap ada pelajaran yang mereka rasa sulit.
Þ Memiliki tingkat kedekatan dengan guru rendah. Dengan kata lain
kurangnya komunikasi dengan guru sehingga mereka tidak mempunyai kepercayaan
diri untuk bertanya dan bukan karena takut bertanya.
Þ Ada beberapa masuk dalam tingkat ekonomi rendah, memiliki masalah
dengan keluarga dan bertempat tinggal di lingkungan yang tidak kondusif dan sering terjadi tindak kekerasan. Kesemuanya
itu mempengaruhi sikap, sifat dan pengambilan
keputusan para pelajar.
B
Pelajar
B
Þ Tidak memiliki kendala yang
berarti dalam mengikuti pelajaran-pelajaran di kelas
Þ Memiliki tingkat kedekatan dengan guru tinggi. Sehingga mereka
lebih leluasa bertanya pada guru tentang kendala-kendala yang meraka hadapi
Þ Beberapa masuk dalam tingkat ekonomi menengah ke atas. Tidak memiliki
masalah dengan keluarga dan memiliki lingkungan tempat tinggal yang aman
2.
Faktor
keluarga
A
Broken
home atau masalah keluarga yang sampai terjadi tindak kekerasan baik antara
orangtua maupun orangtua kepada anak. Hal ini sangat mempengaruhi emosi mereka
yang notabene masih labil
B
Terlalu
dimanjakan oleh orangtua. Sikap sayang yang berlebih mebuat mereka manja dan
apapun yang mereka inginkan harus terpenuhi. Itu berdampak pada interaksi sesama
teman di sekolah. Saya ambil contoh meminta jawaban saat ulangan dan bila tidak
dituruti berujung pada tindak kekerasan
3.
Faktor
sekolah
A
Tata
tertib sekolah. Kurangnya sosialisasi atau bahkan tidak adanya sosialisasi
tentang manfaat maupun keuntungan kepada pelajar bila mentaati tata tertib. Pelajar
mematuhi tata tertib bukan karena kesadaran hati mereka melainkan karena rasa
takut pada hukuman bila melanggar tata tertib
B
Guru
lebih perhatian pada Pelajar B daripada Pelajar A seperti yang saya misalkan di
atas. Salah satu contoh bila ada perlombaan tingkat kabupaten, provinsi dan
nasional. Bila kita bertanya pada Pelajar A mereka tidak tahu menaung akan
adanya perlombaan itu. Berbeda bila kita bertanya pada Pelajar B mereka pasti
tahu. Pilih kasih seorang guru sangat disayangkan. Ini bukan mengenai
ketidakmampuan Pelajar A mengikuti perlombaan namun ini mengenai pengakuan
bahwa mereka juga pelajar di sekolah itu.
C
Hukuman
dengan kekerasan juga sangat berpengaruh pada sikap pelajar
Dari ketiga
faktor di atas kita sudah bisa mengambil gambaran apa yang harus dibenahi dari
ketiga elemen diatas antara pelajar, keluarga dan sekolah untuk mencegah dan
menanggulangi tawuran antar pelajar. Dengan catatan perbaikan itu harus
dilakukan bersama-sama dengan kesepakatan bersama. Karena ketiga elemen
tersebut memiliki hubungan sebab akibat yang sangat mendasar.
1.
Kita
ingin semua pelajar tanpa terkecuali bisa mengenyam pendidikan secara maksimal.
Kita harus menghilangkan rasa pilih kasih seorang guru dan rasa benci pelajar
kepada guru agar pelajar yang memiliki kendala dalam menyerap pelajaran bisa
memiliki kepercayaan diri untuk bertanya. Sehingga mereka para pelajar
benar-benar bisa menjadi pelajar yang terpelajar.
2.
Sikap,
sifat dan pengambilan keputusan erat kaitanya dalam faktor keluarga. Dan lingkungan
sekitarnya. Tingkat ekonomi itu relative, yang paling mendasar adalah hubungan
antar individu di dalam keluarga. Kurangnya kasih sayang dengan kata lain
sering terjadinya kekerasan dalam keluarga ataupun kasih sayang yang berlebihan
dalam keluarga sangat tidak baik dalam membentuk pribadi pelajar. Alangkah baiknya
diciptakan sebuah kerukunan dalam keluarga, membudayakan kekeluargaan dalam
setiap menyelesaikan masalah, dan mengajarkan sikap mandiri dalam kehidupan
sehari-hari. Dan di dalam keluarga pula tingkat spiritualitas harus dibangun. Berikan
contoh dan ajarkan mereka untuk beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa. Semua itu
agar terbentuk pribadi pelajar yang baik.
3.
Lingkungan
sekolah yang di dalamnya terdapat tata tertib, guru dan semua elemen yang ada
di sekolah. Perlu adanya sosialisasi kepada pelajar tentang pentingnya ataupun
manfaat bagi masa depan mereka mentaati tata tertib sekolah. Sehingga akan
timbul kemauan yang ikhlas dari diri perlajar karena tata tertib itu
menguntungkan mereka. Selain itu tata tertib juga harus dipatuhi oleh semua unsur
yang ada di sekolah. Seperti Kepala sekolah, guru, dan karyawan.sehingga mereka
memiliki sosok yang bisa diteladani.
Semoga dari
sedikit saran yang saya sampaikan di atas bisa bermanfaat kedepannya untuk
generasi pelajar yang lebih bersatu.
Artikel ini diikutsertakan pada Kontes Unggulan Indonesia Bersatu: Cara Mencegah Dan Menanggulangi Tawuran
Ku lagi sedih..
Rasa ingin ada kasih..
Bukan maksudku berdalih..
Ku lagi sedih..
Senja sudah tersisih..
Rasanya perih..
Ku lagi sedih..
Bulan putih bersih..
Rasa kian merintih..
Ku lagi sedih..
Malam minggu tanpa kasih..
Ku lagi sedih, sedih, sedih..
Kalteng, 29 september 2012
Surah An-Nisa, Verse 3: And if you fear that you cannot act equitably towards orphans, then marry such women as seem good to you, two and three and four; but if you fear that you will not do justice (between them), then (marry) only one or what your right hands possess; this is more proper, that you may not deviate from the right course. (English - Shakir) via iQuran
HOW are you guys.... oke kita memasuki tahap yang paling penting TENSE. Tak ada satupun kalimat tanpa tense. Penjelasan apa itu tense dan beberapa kelompok dalam tense telah saya jelaskan di postingan sebelumnya dan sekarang kita akan belajar kelompok PRESENT TENSE.
Ada 4 jenis dalam kelompok present tense diantaranya
Read More …
Ada 4 jenis dalam kelompok present tense diantaranya
- The Simple Present Tense
- Present Continous Tense
- Present Perfect Tense
- Present Perfect Tense
SEMANGAT BELAJAR BAHASA
TENSE pastinya sudah tidak asing lagi bagi kalian kan? pelajaran ini sudah di ajarkan sejak anda menduduki bangku SMP. Seperti yang telah saya singgung di postingan terdahulu tense adalah suatu bentuk kata kerja yang dimana setiap kalimat dalam Bahasa Inggris mengandung TENSE.
OK.. :) anda telah mempelajari tentang introduction, pronoun dan kini saat kita menginjak di bab berikutnya TENSE
anda bisa klik disini atau disini untuk memahami lebih dalam tentang TENSE
Read More …
OK.. :) anda telah mempelajari tentang introduction, pronoun dan kini saat kita menginjak di bab berikutnya TENSE
anda bisa klik disini atau disini untuk memahami lebih dalam tentang TENSE
SEMANGAT BELAJAR BAHASA
Seperti yang saya kutip dari KOMPAS.com, MIB School of Management of Trieste, Italia, membuka peluang beasiswa bagi yang berminat dalam bidang pariwisata dan hiburan. Penerima beasiswa juga akan mendapatkan biaya pendidikan dan menghadiri The XII Edition of the International Master in Tourism & Leisure.
Beasiswa yang diberikan mencakup 70 persen dari biaya pendidikan. Adapun, biaya kuliah penuh 18.150 Euro. Biaya untuk beasiswa ini akan mendapatkan potongan langsung dari jumlah keseluruhan biaya pendidikan. Syarat-syarat untuk mengajukan beasiswa tersebut adalah:
*Memiliki nilai akademik yang berkualifikasi dari disiplin ilmu apa pun;
*Fasih bahasa Inggris dan memiliki sertifikat TOEFL, IELTS, atau PTE;
*Memiliki pengalaman hidup yang menarik dan mampu berkembang dalam bekerja.
MIB School of Management akan memberikan beasiswa untuk kandidat terbaik berdasarkan kualifikasi pendidikan, keterampilan pribadi, profesional pengetahuan, dan motivasi yang ditampilkan selama wawancara penilaian. Untuk mengakses beasiswa ini, formulir pendaftaran dapat diselesaikan secara online di www.mib.edu/imtl.
Untuk menyelesaikan aplikasi tersebut, dokumen-dokumen yang harus diserahkan adalah:
1. Sertifikat dan transkrip nilai;
2. Dua surat rekomendasi;
3. Sertifikat yang menunjukkan pengetahuan yang memadai tentang bahasa Inggris seperti TOEFL, IELTS atau PTE;
4. Hasil tes skor penalaran deduktif seperti GMAT (alternatif, verifikasi dapat dilakukan langsung oleh sekolah).
Dokumentasi harus dikirimkan sebelum 24 September 2012 ke sepic@mib.edu.
Selamat mencoba!